Jangan beritahu

Jangan beritahu

Beberapa hari lalu saya benar-benar mengalami hal yang saya anggap adalah kesialan beruntun. Mungkin ungkapan yang cocok adalah sudah jatuh tertimpa planet mars. Awalnya adalah saat saya hendak mengikuti praktikum kimia, di jadwal saya tertulis jam 07.00 - 09.00 tanggal 16 Oktober 2010.

Pagi hari sebelum praktikum sekitar jam 05.00 saya bangun lalu mandi dan bersiap berangkat ke kampus. Alamak sial ternyata baju kerahku masih basah semua tak sempat juga disetrika Ibu. Akhirnya saya setrika satu baju kerah lengan panjang warna hitam, butuh waktu 30 menit lebih untuk membuat baju benar-benar kering.


Berangkat saya ke kampus pukul 06.30 hanya menyisakan 30 menit untuk sampai ke kampus. Didalam angkutan sudah terpikir untuk menjawab pertanyaan kakak-kakak asistensi nantinya.

Pukul 07.20 dengan langkah pasti saya beranikan mengetuk pintu dan masuk ke sebuah tempat kecil bertuliskan labolatorium fisiologi dan biokimia. Ditatap kakak-kakak senior.

"Maaf kak saya terlambat .."

Salah satu asistensi memotong pembicaraan.

"Sudah, ikut kelompok selanjutnya. Jam 09.00 nanti ada praktikum"

Bengong dan keluar saya Lab.

Dari pada bengong dan meratapi kebodohan lebih baik tidur akan lebih memabantu menenangkan. Mulailah langkah saya menuju Mushola, setelah berwudhu saya berbaring dan melepas semua kekesalan kepada kakak asistensi tadi. Entah pengaruh apa sangat mudahnya tertidur di mushola.

Terbangun dan melihat jam dinding di mushola sudah menunjukkan pukul 09.15. Langsung lari dari mushola dengan muka kucel dan rambut acak-acakan menuju Lab. Sesampainya di Lab ternyata pintu sudah tertutup rapat dan praktikum sudah dimulai.

Agak sedikit malu saya beranikan diri masuk

"tok,tok,tok..., "

"ya, masuk..."
terdengar suara manis dari dalam Lab menyuruh saya masuk

"maaf mbak saya terlambat" sambil menggaruk-garuk kepala.

"emang praktikum jam brapa dek ?"

"jam 07.00 sih mbak"

"Ooo tadi nggak ikut ya,,,"

"Nggak mbak tadi telat, trus disuruh ikut kelompok jam 09.00"

Kakak asistensi itu nampak bingung ternyata.

"Lha trus kenapa tadi nggak masuk dek ?"

Masih menggaruk kepala, dan tersenyum saya menjawab

"Tadi ketiduran di mushola Kak, maaf..."

Serentak kakak-kakak asistensi menertawakan saya, dan mulailah saya seperti badut yang sedang tampil atau pelawak opera.
Tiba-tiba kakak asistensi yang tadi pagi melarang saya praktikum datang, lalu kakak-kakak asistensi yang berjilbab dan manis mulai bercerita.

"Sudah dek, kamu ikut praktikum selanjutnya. Jam 11.00 nanti ada praktikum"

Sial, ingin kulempar dia kelahar biar tahu rasanya mendidih dipermainkan. Ya sudahlah daripada tidak praktikum lebih baik terlambat.

Jika si asistensi mau mendengarkan penjelasan saya dan apa yang saya alami sebelumnya mungkin akan berpikir dua kali untuk menunda praktikum saya. Saat mereka terlelap saya masih sigap menatap monitor disebuah bangku operator warnet. Disaat mereka masih terlelap saya sudah bangun agar tidak ketinggalan angkot nantinya.

Share this:

Disqus Comments