Kalau melihat kasus Sumiati TKI asal Dompu NTB seperti tidak ada bedanya dengan jaman jahiliyah. Dimana pada jaman itu perbudakan masih berlaku. Apalagi kejadian itu terjadi tanah suci. Apa tidak takut kena azab majikanya ya ?.
Bibirnya disayat menggunakan gunting, jidatnya luka-luka, pipinya boncel-boncel, kakinya hampir lumpuh. Apa benar tradisi di Arab yang membenarkan bahwa pembantu sama dengan budak yang dapat diperlakukan seenaknya bahkan tidak manusiawi. Beberapa memang ada yang membenarkan bahkan si pembantu dapat dipaksa untuk melayani nafsu bejat si majikan.
Seperti ungkapan orang Indonesia koruptor tapi tidak semuanya korupsi, begitu juga dengan orang Arab kejam tidak semuanya begitu. Tetapi kasus penganiayaan pembantu rumah tangga di Arab sering terjadi dan anehnya tidak termasuk pelanggaran berat. Kalau di Indonesia pasti sudah di demo habis-habisan.
Selain Sumiati masih banyak lagi TKW asal Indonesia yang menjadi korban kekerasan di luar negeri. Itu saja yang terekam media lalu bagaimana nasib yang belum, pasti lebih tragis. Berbagai macam cara sebenarnya juga sudah ditempuh pemerintah dan sepertinya belum efektif, KENAPA ??? pertanyaan yang muncul dari saya hehe.. malum mahasiswa harus kritis :D.
Semoga pemerintah lebih memikirkan nasib TKW ketimbang devisa yang masuk. Enak gak sih kalau kita harus bersenang-senang diatas penderitaan orang lain ?. Sepertinya kita juga tidak bisa berharap kalau kasus penganiayaan TKI akan segera berakhir.
Share this:
Found an article helpful? Donate via Paypal