Sikap saling tidak percaya antara pemerintah dengan rakyat

Sikap saling tidak percaya antara pemerintah dengan rakyat

Keadaan politik di negara kita ini kayaknya masih dalam keadaan gerah yee,, bagaimana tidak antara rakyat dan pemerintah sebagian sudah tidak saling percaya. Beberapa komunitas mengatasnamakan pembela rakyat dan terus mendesak pemerintah agar salah satu jabatan petinggi negara dicopot atau diganti yang lebih baik. Sedangkan di kubu pemerintah sendiri merasa seperti didesak oleh masyarakat yang menginnginkan perombakan tadi. Jadi semua saling tidak ada sangkut pautnya dan malah menimbulkan masalah yang baru dan akan muncul kasus-kasus baru akibat sikap saling tidak percaya antara pemerintah dan masyarakat. Seharusnya saat seperti ini kita sebagai rakyat dari bangsa yang besar, dan beradab harus meninggalkan jauh-jauh dari sikap saling tidak percaya dan saling menyalahkan antara atasan dan bawahan. Kita harus mengembangkan sikap kerjasama antara atasan dan bawahan secara harmonis dan saling percaya, yang lalu sudahlah berlalu. Biarlah demokrasi yang kita pilih ini menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya tanpa adanya gangguan dari pihak luar maupun dari dalam yang tidak puas akan hasil dari demokrasi.

Sebelumnya saya minta maaf, sebenarnya saya ini bukanlah dari keluarga politikus, cendekiawan, ataupun golongan elit yang mengerti tentang seluk beluk dunia perpolitikan. Tapi saya ini adalah seorang lulusan SMK yang sadar bagaimana nasib bangsa kita saat ini dan sudah saatnya kita ini untuk berubah. Saya terlahir dari keluarga golongan bawah, yang dimana didalamnya terdapat sepasang orang tua saya dan lima anaknya termasuk saya yang sebagai anak tunggal. Keluarga saya bukanlah keluarga yang ngefans sama salah satu partai tertentu, namun mulai dari ayah, ibu, dan saya mempunyai pandangan sendiri-sendiri tentang partai partain politik. Dan hasilnya pada saat pemilihan umum kami tidak kompak-kompakan dalam memilih sebuah calon, dan itu murni dari pemikiran kami sendiri. Walaupun ada pengaruh dari luar berupa tawaran dan iming-iming rupiah toh kami tidak sepakat untuk saling berkompromi dan tetap menjalankan demokrasi dengan benar.

Yaa itulah secuil kata dari saya yang keluar dan hanya bisa bersuar di dunia maya, dan mungkin sebagian dari anda menganggap saya seorang pecundang yang tidak berani mengungkapkan secara langsung, namun bagi saya saya bukanlah orang yang biadap yang menghina dan memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi.

Share this:

Disqus Comments