Saatnya Stop Ganyang Malaysia

Saatnya Stop Ganyang Malaysia

Berbagai macam tindak protes dilakukan oleh masyarakat Indonesia terhadap Malaysia. Mulai dari demo, pembakaran bendera, hingga pengusiran warga negara Malaysia. Pertanyaannya adalah apa itu penting dan akan menimbulkan efek jera pada Malaysia. Sejauh ini langkah yang dilakukan oleh masyarakat bisa disebut keliru dan menyalahi aturan. Bagaimana tidak kita ini adalah negara yang berpedoman pada Pancasila salah satunya menyebutkan bahwa kita adalah manusia yang beradab. Apakah tindakan membakar bendera dan penghujatan kepada suatu negara merupakan sikap manusia yang beradab?


Kita ini sudah menjadi korban dari media, walaupun beritanya tidak benar selagi mendatangkan uang akan terus disiarkan. Tentang iklan tari pendet baru-baru ini, sebenarnya iklan itu yang membuat adalah discovery channel dari singapura dan tidak ada campur tangan Malaysia. Kalau anda ingin berdemo silahkan protes dengan pihak discovery.


Kembali ke masa lampau pada 20 Januari 1963 Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandiro, mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan dengan Malaysia setelah terjadinya demonstrasi anti-Indonesia di Kualalumpur ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Indonesia Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman (Perdana Menteri Malaysia saat itu) dan memaksanya untuk menginjak Garuda. Amarah Soekarno pun meningkat ketika Tunku Abdul Rahman menginjak-injak lambang negara Indonesia dan ingin melakukan balas dendam dengan melakukan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Namun selama konflik Indonesia tidak pernah mencapai kemenangan dikarenakan dukungan dari pihak Britania (Inggris dan Australia) dengan mengirimkan pasukan khususnya yaitu Special Air Service.


Dari sejarah sudah mengatakan bahwa tindakan kekerasan tidak akan menimbulkan hasil yang baik bagi Indonesia. Bukannya saya tidak punya sikap nasionalisme saya sendiri orang Indonesia tetapi sudah saatnya kita berfikir dewasa dan bersikap sebagai bangsa yang beradab. Jika kita benar-benar ingin bertindak lihatlah akibat yang akan timbul dimasa depan. Peperangan tidak semudah yang kita bayangkan akan timbul penderitaan dari peperangan yang terjadi. Dari kenyataan yang sekarang timbul di Irak. Sebelum inflasi Amerika Irak negara yang kuat dan maju tetapi sekarang lihat apa yang terjadi, untuk keluar rumah saja harus berfiir dua kali bukan jangan-jangan akan terjadi bom dan serangan dari pihak Amerika.


Ingat Malaysia itu adalah negara persemakmuran dari Inggris, kalau sampai terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia maka negara-negara Adidaya sudah pasti akan membela Malaysia. Dibandingkan dengan Malaysia kita memang menang jumlah dan semangat yang tinggi. Tetapi itu saja tidak cukup untuk melawan, kita seharusnya lebih mengutamakan kemajuan ekonomi negara ketimbang ikut demo mendingan kerja cari duit kan enak. Dengan naiknya perekonomian, tingkat pendidikan pasti juga akan naik. Naiknya perekonomian dan pendidikan itu adalah amunisi perang yang sesungguhnya. Selain kita memiliki otak yang cerdas kita juga memiliki dana untuk mengembangkan hasil karya bangsa diantaranya mungkin peraalatan elektrik, mesin, hingga militer. Dengan semakin kuatnya bangsa Indonesia maka akan semakin tinggi harga diri bangsa didepan negara lain, dengan begitu apa Malaysia masih berani macam-macam dengan kita, hehehehhh.


Peperangan hanya akan terjadi jika Malaysia benar-benar melakukan inflasi terhadap Indonesia lebih dahulu, istilahnya jika tentara Malaysia tidak menembak lebih dulu maka TNI tidak akan menembak.



























Share this:

Disqus Comments